PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
1.
Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah
proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara
mendunia melalui media cetak dan elektronik.Khususnya, globalisasi terbentuk
oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi dunia.
Ada pula yang mendefinisikan
globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi
informasi.
Pengertian Globalisasi menurut
bahasa adalah Global dan sasi, Global adalah mendunia, dan Sasi adalah Proses,
jadi apabila pengertian Globalisasi menurut ahasa ini di gabungkan menjadi
"Proses sesuatu yang mendunia".
·
Pengertian
Globalisasi menurut para ahli :
Thomas L.
Friedman : Globalisasi memiliki dimensi idiology dan tekhnologi. Dimensi tekhnologi
yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi tekhnologi adalah
tekhnologi informasi yang telah menyatukan dunia .
Malcom
Waters : Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan
geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma
didalam kesadaran orang .
c. Emanuel Ritcher :
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat
yang sebelumnya terpencar - pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan
dan persatuan dunia .
.KESIMPULAN
: Globalisasi secara singkat adalah " Sebuah proses dimana antar individu
/ kelompok menghasilkan suatu pengaruh terhadap dunia "
Dampak Globalisasi
·
Dampak
Positif :
a. Memperoleh
informasi dan penambahan ilmu pengetahuan alam maupun sosial akan mudah dijangkau bagi setiap individu di berbagai belahan
dunia manapun
b. Jalinan
komunikasi akan semakin mudah dan semakin canggih
c. Mobilitas
yang tinggi akan memudahkan siapapun di era globalisasi akan mudah dalam
melakukan perjalanan baik perjalanan jauh maupun perjalanan pendek dengan
adanya alat transportasi yang semakin beragam
d. Sikap
kosmopolitan ataupun toleransi antara satu individu dengan yang individu lain
akan meningkat
e. Perkembangan
ekonomi, sosial dan budaya dengan globalisasi ini akan membawa individu semakin
semangat dalam meningkatkan potensi dirinya
f. Pemenuhan
kebutuhan yang semakin kompleks dan tidan terbatas sedikit demi sedikit akan
mulai terpenuhi secara berkala pada era globalisasi
·
Dampak
Negatif :
a
Masyarakat yang konsumtif
b. Segala
informasi tidak tersaring untuk informasi baik maupun informasi buruk
c. Pemborosan
dan perilaku yang menyimpang dari adat ketimuran
d. Lebih
condong pada budaya barat sehingga budaya pribadi sering ditinggalkan
e. Sikap
individualis dan menutup diri sering terjadi pada individu yang mengikuti arus
globalisasi secara terus-menerus
Contoh Globalisasi dalam Berbagai
Bidang
·Globalisasi di Bidang Ekonomi :
a.
Banyaknya Supermarket
b. Adanya
jual beli online yang memungkinkan melakukan transaksi dengan orang yang jauh
c. Terciptanya
mesin-mesin canggih untuk menunjang proses produksi
d. Adanya
Ekspor dan Impor
e. Masuknya
produk luar negeri dengan mudah
f. Terbukanya
pasar bursa Internasional
·
Globalisasi
di Bidang Sosial :
a. Bahasa
Asing masuk dengan mudahnya
b.
Perempuan bekerja sudah tidak asing lagi
c.
Masyarakat semakin heterogen
d.
Hilangnya rasa gotong royong
e.
Timbulnya rasa egoisme diantara masyarakat
·
Globalisasi di Bidang Budaya :
a. Masuk dan menyebarnya
budaya asing
b. Masuknya mode-mode
pakaian luar negeri
c. Banyaknya imigrasi
d. Terjadinya pertukaran
budaya Internasional
e. Hilangnya
budaya-budaya tradisional secara perlahan
·
Globalisasi di Bidang Politik :
a. Dibentuknya PBB
b. Timbulnya kerjasama antar negara
c. Timbulnya politik
negara
d. Hubungan bilateral
maupun multirateral antar negara dapat dengan mudah dilakukan
e. Munculnya ideologi-ideologi
asing
·
Globalisasi
di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi :
a. Munculnya
berbagai macam handphone untuk memudahkan berhubungan dengan orang yang jauh
b. Adanya
internet untuk memudahkan berkomunikasi dan mendapatkan informasi
d. Informasi-informasi
dan menyebar dengan cepat dan luas
e. Kita
dapat melihat suatu kejadian dimanapun secara langsung dengan menggunakan
televisi, internet, dan hp.
·
GLOBALISASI
EKONOMI
Sebelum membahas tentang pengaruh globalisasi pada
perekonomian Indonesia, mesti kita harus paham apa yang dimaksud dengan
globalisasi.
Globalisasi adalah suatu proses di mana
antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait,
dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Sedangkan
Globalisasi Perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuata
pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas
teritorial negara.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan
seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas
suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu
pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar
internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk
global ke dalam pasar domestik. contoh nyata dari pengaruh globalisasi ini
adalah adanya pasar bebas.
Yaitu dengan tumbuhnya produk-produk luar negeri
yang membuat produk Indonesia kalah saing dipasaran. Ini akibat dari
orang-orang Indonesia yang berpikir bahwa produk-produk luar negeri lebih
berkualitas baik daripada produk dalam negeri. Tanpa adanya
pengembangan produk, sudah pasti produk mereka tidak akan bisa laku di pasaran.
Terlebih sejak CAFTA (China Asia Free Trade Assosiation) diberlakukan, barang –
barang dari China mulai membanjiri pasar Indonesia. Tidak hanya bentuk serta
tampilan produk yang menarik, namun juga harga yang ditawarkan sangat murah
bila dibandingkan dengan produk – produk buatan Indonesia. Bagi beberapa
pelaku industri, terutama yang selama ini mengandalkan bahan baku import dari
China, malah menjadi pihak yang diuntungkan atas masuknya Indonesia ke dalam
pasar bebas Asia.
Mereka bisa
mendapatkan bahan baku dengan harga yang jauh lebih murah karena dilakukannya
perjanjian penghapusan tarif import sehingga bisa menekan banyak biaya yang
harus mereka keluarkan. Dengan mendapatkan bahan baku yang murah, maka secara
otomatis kegiatan industri bisa semakin berkembang. Itu merupakan contoh
positif dari pengaruh globalisasi pada perkembangan ekonomi Indonesia.
·
Dampak positif globalisasi antara lain:
Semakin
terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor
Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan
bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas,
kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
Semakin
mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersifat
langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan
kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia
Semakin
mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa
diproduksi di Indonesia
Semakin
meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang
pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
·
DAMPAK NEGATIF
Dampak
negatif globalisasi bagi kegiatan ekonomi di Indonesia terutama bersumber dari
ketidaksiapan ekonomi Indonesia dalam persaingan yang semakin
bebas. Berikut adalah dampak negatif globalisasi terhadap perekonomian
adalah :
Kemungkinan
hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi
negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita
kalah jauh dari Thailand.
Membanjirnya
produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia.
Misalnya, ancaman produk mainan Cina yang lebih murah bagi industri mainan di
tanah air.
Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin
bebas dan menjadi ajang spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di Indonesia
bisa dengan mudah ditarik atau dicabut jika dirasa tidak lagi menguntungkan.
Hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.
Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di
Indonesia yang lebih profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah
sempit jadi semakin sempit.
Maka dari itu sebaiknya kita sebagai warga Indonesia
yang mencintai Indonesia wajib hukumnya untuk mendukung Indonesia agar bisa
sejahtera.
Misalnya dengan membeli produk dalam negeri karena
pasar kita yang sudah tersaingi oleh pasar luar negeri di era globalisasi ini.
Globalisasi membawa pengaruh positif terhadap Indonesia, tetapi tidak
kalah juga dengan contoh yang telah disebutkan diatas dampak
negatifnya. Dalam hal Globalisasi ini, peran pemerintah dalam suatu negara
sangat diperlukan, mengingat segala aspek yang dilakukan adalah demi
tercapainya suatu keadaan negara yang lebih baik. Pemerintah perlu menyikapi
kehadiran globalisasi disini secara intensif dan berkelanjutan (berkala). Karena
dampak/pengaruh negatif dari globalisasi ini jika dibiarkan secara terus
menerus maka sama saja akan memutarbalikkan keadaan bahkan membuat keadaan
(kehidupan masyarakat) Indonesia semakin terpuruk. Kesenjangan dan
ketimpangan akan terjadi dan akan terus terjadi, baik antar wilayah, maupun
kedudukan sosial di Indonesia.
·
Pengaruh Globalisasi Pada Perkembangan Ekonomi Indonesia
Globalisasi merupakan proses dimana
hubungan sosial dan saling ketergantungan antarnegara dan antarmanusia menjadi
semakin tidak berbatas. Sedangkan menurut Selo Soemardjan, Globalisasi
adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di
seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah - kaidah yang sama. Globalisasi
terjadi pada bidang informasi, ekonomi, serta budaya. Sudah sejak lama
pemerintah Indonesia menggembar - gemborkan tentang globalisasi itu sendiri.
Dengan harapan masyarakat dan pelaku industri siap menghadapi segala dampak
dari globalisasi terutama pengaruh globalisasi pada perkembangan ekonomi
Indonesia.
Pasar bebas merupakan salah satu bentuk nyata dari
globalisasi ekonomi. Pengaruh dari globalisasi pada perkembangan ekonomi
Indonesia diantaranya adalah tumbuhnya kreativitas para pelaku ekonomi
Indonesia serta semakin mendunia produk - produk buatan Indonesia. Dengan
adanya globalisasi, para pelaku ekonomi, memang dituntut untuk semakin kreatif
menciptakan produk - produk yang tidak hanya mampu bersaing dengan sesama
produk buatan dalam negeri, namun juga harus mampu bersaing dengan produk -
produk dari negara lain. Tanpa adanya pengembangan produk, sudah pasti produk
mereka tidak akan bisa laku di pasaran.
Terlebih sejak CAFTA (China Asia Free Trade
Assosiation) diberlakukan, barang - barang dari China mulai membanjiri pasar
Indonesia. Tidak hanya bentuk serta tampilan produk yang menarik, namun juga
harga yang ditawarkan sangat murah bila dibandingkan dengan produk - produk
buatan Indonesia.
Sebenarnya banyak pihak yang menyayangkan mengapa
Indonesia ikut menandatangani CAFTA. Tidak hanya karena dunia industri
Indonesia dianggap belum siap menghadapi pengaruh globalisasi pada perkembangan
ekonomi Indonesia, namun juga karena kondisi internal ekonomi Indonesia yang
masih belum stabil. Namun dengan alasan bahwa Indonesia akan menjadi negara
yang jauh tertinggal dalam bidang ekonomi bila tidak turut serta dalam
perjanjian CAFTA tersebut, maka siap atau tidak, akhirnya Indonesia terlibat
dalam pasar bebas Asia.
Bagi beberapa pelaku industri, terutama yang selama
ini mengandalkan bahan baku import dari China, malah menjadi pihak yang
diuntungkan atas masuknya Indonesia ke dalam pasar bebas Asia. Mereka bisa
mendapatkan bahan baku dengan harga yang jauh lebih murah karena dilakukannya
perjanjian penghapusan tarif import sehingga bisa menekan banyak biaya yang
harus mereka keluarkan. Dengan mendapatkan bahan baku yang murah, maka secara
otomatis kegiatan industri bisa semakin berkembang. Itu merupakan contoh
positif dari pengaruh globalisasi pada perkembangan ekonomi Indonesia.
Sejarah Perekonomian Indonesia
0
A. SEJARAH
PEREKONOMIAN INDONESIA
Perekonomian Indonesia di Zaman Raja-Raja
Ciri yang menunjukan kejayaan
perekonomian Indonesia adalah munculnya imperium kerajaan. Letak Indonesia yang
strategis juga menjadi faktor utama terlaksananya perekonomian Indonesia. Letak
Indonesia yang dihimpit oleh dua benua, Asia dan Eropa, dan dua samudra,
Pasifik dan Hindia menjadi keberuntungan karena posisi tersebut menjadi tempat
pelayaran niaga antarbenua. Perdagangan dari peradaban-peradaban besar seperti
Cina, Romawi, dan Mesir membangkirkan semangat para penduduk pribumi untuk
berdagang. Pada saat itu, mulai diperkenalkannya uang berupa koin dan
emas untuk menunjang perekonomian. Perekonomian Indonesia semakin melesat
setekah ditemukannya komoditi yang memiliki nilai besar seperti rempah-rempah.
Perekonomian Indonesia di Zaman Kolonial
Sebelum Indonesia merdeka ada 4
negara yang menjajah, diantaranya yaiutu Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang.
Dari negara-negara yang pernah menjajah Indonesia, Belanda yang sangat banyak
menanamkan sistem perekonomian di Indonesia. Belanda yang saat itu menganut paham
Merkantilis. Belanda melimpahkan wewenang untuk mengatur Hindia Belanda kepada
VOC. Untuk mempermudah aksinya di Hindia Belanda, VOC diberi hak Octrooi.
Walaupun diberi hak itu, bukan berarti VOC mempunyai hak seutuhnya terhadap
perekonomian Hindia Belanda. Untuk menjamin hak atas monopoli yang telah
ditetapkan, VOC telah menguasai kota dagang dan jalur pelayaran. VOC juga
menetapkan peraturan-peraturan seperti Verplichte leverentie (kewajiban
menyerahkan hasil bumi pada VOC) dan Contigenten (pajak hasil bumi) untuk
mendukung monopoli tersebut. Namun , pada tahun VOC bubar karena dianggap
gagal dalam mengeksplorasi kekayaan Hindia Belanda. Kegagalan itu nampak pada
definisit kas VOC. Karena kegagalan tersebut VOC akhirnya diambil alih oleh
Bataafsche Republiek. Tetapi, Bataafsche tidak dapat bertahan lama karena
dihadapkan oleh kekaucaun dalam keuangannya. Pada akhirnya, Inggris mengambil
alih pemerintahan Hindia-Belanda.
Inggris berusaha merubah pola
pajak hasil bumi yang telah 2abad diterapkan oleh Belanda, dengan menetapkan
Landrent(pajak tanah). Dengan sistem tersebut maka masyarakat pribumi akan
memiliki uang untuk membeli barang produk inggris atau yang diimpor dari India.
Inilah imperialisme modern yang menjadikan tanah jajahan tidak sekedar untuk dieksplorasi
kekayaan alamnya, tapi juga menjadi daerah pemasaran produk dari negara
penjajah.
Pada tahu 1836 atas inisiatif Van
Den Bosch sistem tanam paksa diberlakukan. Tujuannya adalah untuk memproduksi
berbagai komoditi yang ada permintaannya di pasaran dunia. Padahal sistem
tersebut sangat merugikan bagi masyarakat Indonesia karena sangat menguras
tenaga dan keringat mereka. Sistem ini diwajibkan bagi masyarakat menanam
tanaman dan menjual hasilnya ke pemerintah dan dibayar sesuai harga yang
ditetapkan pemerintah itu. Namun, dari sisi negatif tersebut terdapat pula sisi
positifnya yaitu masyarakat Indonesia bisa mengenal tata cara menanam tanaman.
Pada tahun 1942 sampai dengan 1945
Jepang yang menduduki Indonesia. Terjadi perombakan secara besar-besaran dalam
struktur ekonomi pada masa pemerintahan Jepang. Pada masa kedudukan Jepang
terjadilah bencana kekurangan pangan dan merosot tajamnya kesejahteraan
masyarakat. Selain itu ekspor dan impor macet, sehingga selain kelangkaan
panjang juga terjadi kelangkaan tekstil. Karena tekstil yang didapat adalah
dari impor negara lain ke indonesia. Padahal awalnya Jepang merupakan harapan
baru buat perekonomian Indonesai, namun nyatanya kemiskinan dan kebodohan tetap
merajalela.
Perekonomian Indonesia di Zaman
Sebelum Kemerdekaan
A. MASA PASCA KEMERDEKAAN NDONESIA
(1945-1950)
Kondisi perekonomian Indonesia pada masa ini sangatlah buruk, hal itu
disebabkan karena :
- Inflasi
Inflasi ini dikarenakan adanya mata uang lebih dari satu yang beredar di
masyarakat yang tidak terkendali. Pada saat itu, pemerintah menyatakan bahwa di
Indonesia berlaku 3 mata uang, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang
pemerintah Hindia Belada, dan mata uang pendudukan Jepang. Oktober 1946,
pemerintah RI juga mengeluarkan yang kertas baru, yaitu ORI ( Oeng Republik
Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. padahal berdasarkan teori moneter,
banyaknya jumlah uang yang beredar dapat mempengaruhi kenikan tingkat harga.
- Adanya
blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu
perdagangan luar negeri RI.
- Kas
Negara kosong
- Eksploitasi
besar-besaran di masa penjajahan
B. MASA DEMOKRASI LIBERAL
(1950-1957)
Pada masa ini sistem ekonomi menggunakan prinsip-prinsip liberal. Perekonomian
diserahkan pada pasar sesuai teori-teori mazhab klasik yang menyatakan laissez
faire laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa
bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. hal itu
mengakibatkan memburuknya sistem perekonomian Indonesia karena pengusaha dari
pribumi kalah saing dengan pengusaha dari nonpribumi. Padahal pada saat itu
Indonesia masih baru merdeka.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi. Antara lain :
a)
Gunting Syariffudin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret 1950.
b)
Program Benteng (kabinet Natsir), yaitu upaya menumbuhkan wiraswasrawan pribumi
dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan asing
c) Nasionalisasi De Javasche Bank
menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UUno.24 tahun 1951 dengan fungsi sebagai bank
sentral dan bank sirkulasi.
d)
Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yaitu penggalangan
kerjasama antara penusaha cina dan pengusaha pribumi.
e)
Pembatalan sepihak atas hasil-asil KMB, termasuk pembubaran Uni
Indonesia-Belanda.
C. MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
(1959-1967)
Pada masa ini Indonesia menjalan sistem demokrasi terpimpin dan struktur
ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme dimana yang mengendalikan
sistem ekonomi adalah peran pemerintah sepenuhnya secara dominan. Pada sistem
ekonomi tersebut pemerintah yang bertanggung jawab sepenuhnya kepada keadaan
ekonomi. Pemerintah juga mengambil beberapa keputusan namun keputusan tersebut
belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Keputusan-keputusan yang
diambil pemerintah, antara lain :
- Devaluasi
yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut
:Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000
menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
- Pembentukan
Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia
dengan cara terpimpin.
- Devaluasi
yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000
menjadi Rp 1.
Keputusan-keputusan yang diambil
pemerintah juga belum dapat memperbaiki keadaan ekonomi di Indonesia. Seperti
Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965, keputusan yang dilakukan
pemerintah untuk menekan angka inflasi malah berujung pada meningkatnya angka
inflasi. Kegagalan-kegagalan dalam tindakan moneter tersebut diperparah karena
pemerintah tidak menghemat pengeluaran-pengeluarannya. Pemilihan sistem
demokrasi terpimpin ini bisa diartikan bahwa Indonsia berkiblat ke Timur
(sosialis) baik dalam poltik, ekonomi, maupun bidang-bidang lainnya.
D. MASA ORDE BARU
Masa orde baru merupakan sebutan masa pemerintahan presidan
Soeharto. Pada awal orde baru, stabilitsi ekonomi dan
stabilitasi politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah berorientasi
pada usaha pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara dn pengamanan
kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan, karena pada
tahun 1966 tingkat inflasi kurang lebih 650% per tahun. Pemerintah pada masa
orde baru berusaha menurunkan inflasi dan menstabilkan harga.
Pada masa orde baru ini, pemerintah memilih sistem ekonomi campuran dalam
kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Sistem ekonomi campuran
merupakan paktek dari salah satu teori Keynes tentang campur tangan
pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Sistem campuran ini pemerintah
dan swasta saling bekerja dan berinteraksi dalam menyelesaikan masalah.
Pemerintah turut serta dalam kegiatan transaksi ekonomi. Kebijakan-kebijakan
pemerintah mulai berkiblat pada teori-teori keynesian. Kebijakan ekonominya
diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan
: kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan. Kesempatan
kerja, kesemptan berusaha, pertisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran
pembangunan, dan peradilan.
Seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia terjadi juga praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu, pembangunan di Indonesia hanya
mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik dan sosial
yang adil. Selain itu, Indonesia juga mengalami krisis yang merupakan akibat
dari ekonomi global. Harga-harga naik, nilai rupiah melemah sangat serta
timbulnya kekacuan disegala bidang.
E. ORDE REFORMASI
Pemerintahan presiden B.J. Habibie yang mengawali masa reformasi belum memberikan
perubahan yang cukup baik dalam bidang ekonomi. Kebjakan-kebijakannya
diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan
presiden Abdurrahman Wahidbelum ada
tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkam negara dari keterpurukan
sedangkan banyak persoalan yang harus dihadapi dari masa orde baru yaitu
masalah KKN, pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan
mempertahankan kurs rupiah. Dikarenakan presiden terlibat skandal yang
menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat akhirnya kedudukannya digantikan
oleh presiden Megawati.
Masa Kepemimpinan Megawati Soekarno Putri
Masalah-masalah yang mendesak
untuk dipecah adalah pemulihan ekonomi dan penegakkan hokum.
Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi
antara lain :
- Meminta
penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemun Paris Club
ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3
triliun.
- Kebjakan
privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan Negara di dalam
periode krisis dengan tujuan melindungi perushaaan Negara dari intervensi
kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban Negara. Hasil penjualan itu
berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4.1%. Namun,
kenijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi
dijual ke perusahaan asing.
Pada masa ini juga didirikannya
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Dalam pelaksanaannya KPK belum dalam
memberikan bukti yang konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal korupsi
sangat menganggu jalannya pembangunan nasional dan banyak para investor yang
ragu untuk berinvestasi di Indonesia karena permasalahan ini.
Masa
Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono Hingga Saat Ini
Pada masa kepemimpinan SBY, beliau telah membuat kebijakan yang kontroversi
yaitu dengan naiknya harga BBM, hal ini dikarenakan naiknya harga minyak dunia.
Kenaikan BBM tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan Negara.
Kebiajakan untuk menaikan harga BBM dilakukan untuk menyelamatkan pendapat
nasional Indonesia. Kebijakan tersebut diikut sertakan dengan keluarnya
kebijakan pemerintah dengan memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) kepada
masyarakat miskin dan masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, BLT tersebut
tidak berjalan dengan lancer karena tidak sampai ke tangan yang berhak dan
menimbulkan permasalahan social.
Dikit demi sedikit presiden juga
mulai memberantas korupsi, karena korupsi itu merugikan Negara dan juga
mengambil hak rakyat. Hal tersebut sangat mendapat respon positif dari
masyarakat. Dalam penanganan masalah korupsi ini presiden tidak memancang bulu
siapa pun yang berbuat korupsi dan apapun jabatannya yang melakukan tindak
korupsi akan diadili sesuai undang-undang yang berlaku.
Perekonomian Indonesia saat ini
bisa dibilang menganut sistem liberalis/kapitalis. Hal ini dapat dilihat karena
pemerintah membebaskan rakyatnya untuk beraktivitas, termasuk dalam kegiatan
ekonomi. Namun, pada akhirnya kaum pemodallah yang memegang kekuasaan penting
dalam kegiatan ekonomi ini, sehingga yang kaya semakin kaya sedangkan yang
miskin menjadi lebih miskin. Sistem perekonomian ini dirasakan belum mampu
membuat masyarakat sejahtera.
Dengan adanya masalah-masalah
dalam perekonomian Indonesia diharapkan pemerintah dapat lebih peka untuk
mengatasi masalah ini agar masyarakat semuany dapat hidup sejahtera. Selain
itu, masalah KKN yang semakin maraknya terjadi yang dapat menghancurkan negara
ini bisa dapat diatasi dengan baik. Seperti halnya mereka yang memakai uang
negara, seharusnya uang tersebut bisa saja digunakan untuk memberikan bantuan
kepada rakyat yang tidak mampu, karena dengan seperti itu pemerataan
kesejahteraan rakyat bisa saja terjadi.
B. Paradigma Perekonomian
Indonesia
Pembangunan perekonomian Indonesia
sesuai dengan Pancasila, berpijar pada nilai moral yang ada di dalam pancasila.
Secara khusus, sistem ekonomi harus didasari pada moralitas ketuhanan (sila I
Pancasila ) dan kemanusiaan (sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasar
pada moralitas dan humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang
berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang berparadigma pada pancasila akan
menghasilkan perekonomian yang maju karena menghargai hakikat manusia, baik
selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk Tuhan.
Sistem ekonomi harus dikembangkan
menjadi sistem dan pengembanga ekonomi yang bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakat. Pembangunan ekonomi yang berdasarkan pada pancasila merupakan
sistem ekonomi yang berasaskan kekeluargaan. Pembangunan ekonomi diharapkan
mampu menghindari dari bentuk-bentuk persaingan bebas, monopoli dan
bentuk-bentuk lainnya yang berakibatkan orang lain menderita. Pengembangan
sistem ekonomi tidak dapat lepas dari nilai-nilai moral manusia.
C. Pembangunan Ekonomi Menurut
Rostow
Menurut Rostow pembangunan ekonomi
atau proses transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern
merupakan proses yang multidimensional. Pembangunan bukan berarti hanya
perubahan struktur ekonomi suatu Negara tetapi juga ditujukan oleh peranan
sektor pertanian dan sektor industri.
Proses pembangunan ekonomi menurut
W.W. Rostow dibedakan menjadi 5 yaitu :
- Masyarakat Tradisional
Sistem ekonomi yang didominasi
masyarakat tradisional adalah pertanian. Produktivitas. kerja manusia lebih
rendah bila dibandingkan tahapan pertumbuhan berikutnya. Masyarakat ini
dicirikan struktur hirarkis sehingga mobilitas sosial dan vertikal rendah. Masyarakat
tradisional belum menguasai ilmu pengetahuna secara mendalam harena mereka pada
saai itu masih mempercayai kekuatan diluar manusia atau makhluk gaib.
Masyarakat tradisional cenderung bersifat statis karena susah untuk menerima
hal-hal yang baru, selain itu produksi yang dihasilkan cenderung dikonsumsi
untuk mereka sendiri. Biasanya orang tua dan anaknya memiliki pekerjaan yang
sama dan sederajat, tidak ada kemajuan.
Ciri-ciri masyarakat tradisional :
- Fungsi
produksi terbatas, cara produksi masih primitif dan tingkat produktivitas
msyarakat rendah
- Struktur
sosial bersifat hirarkis, yaitu kedudukan masyarakat tidak berbeda dengan
nenek moyang mereka.
- Kegiatan
politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tanga tuan tanah.
- Pra-Kondisi Tinggal Landas
Tahapan ini didefinisikan sebagai
suatu masa transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai
pertumbuhan atas kekuatan sendiri. Menurut Rostow, pada tahap ini dan
sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis. Selama tahap ini
investasi menjadi lebih tinggi dan hal itu memulai sebuah pembangunan yang
dinamis. Sebuah prasyarat untuk pra-kondisi tinggal landas adalah revolusi
industri yangf berlangsung dalam satu abad terakhir.
Pembangunan ekonomi menurut Rostow adalah suatu proses yang menyebabkan
perubahan karakterisktik pentign suatu masyarakat, misalknya perubahan keadaan
sistem politik, struktur sosial, sistem nilai dalam masyarakat dan struktur
ekonominya. Suatu masyarakat yang sudah mencapai proses pertumbuhan yang
demikian sifatnya, dimana pertumbuhan ekonomi sudah sering terjadi, boleh
dianggap sudah berada pada tahap pra kondisi tinggal landas.
Kemajuan di sektor pertanian,
pertambangan, dan prasarana harus terjadi bersama-sama dengan proses
peningkatan investasi. Pembangunan ekonomi hanya dimungkinkan oleh adanya
kenaikan produktivitas di sektor pertanian dan perkembangan di sektor
pertambangan. Kemajuan di sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam masa
peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas. Peranan sektor pertaian antara
lian, kemajuan pertanian menjamin penyediaan bahan makanan bagi penduduk di
pedesaan maupun diperkotaan. Hal ini menjamin penduduk agar tidak kelaparan dan
menghemat pengeluaran devisa agar tidak mengimpor beras. Kenaikan produktivitas
di sektor pertanian akan memperluas pasar industri barang-barang konsumsi,
serta meningkatkan pendapatan agar para pekerja dapat memiliki tabungan.
- Tinggal Landas
Tahapan ini dicirikan dengan
pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Karakterisktik utama dari pertumbuhan ekonomi
ini adalah pertumbuhan dari dalam yang berkelanjutan yang tidak membutuhkan
dorongan dari luar. Pada tahap ini telah tersingkirkan hambatan-hambatan yang
menghalangi pertumbuhan ekonomi, serta tabungan dan investasi yang efektif meningkat
5% menjadi 10% dari pendapatan nasional. Industri-industri mulai berkembang
dengan sangat pesat keuntungannya sebagai besar ditanamkan di industri baru.
Pada awal tahap ini terjadi
perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya
kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar baru. Sebagai
akibat dari perubahan-perubahan tersebut secara teratur akan tercipta
inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Investasi yang semakin tinggi akan
mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat
pertumbuhan peonduduk, sehinggal tingkat p0endapatan perkapita semakin besar.
Rostow mengemukakan 3 ciri negara
yang sudah mencapai tahap tinggal landas untuk mengetahui apakah negara
tersebut sudah mencapai masa tinggal landas atau belum :
- Berlakunya
kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari 5% atau kurang menjadi
10% dari Produk Nasional Netto atau NNP.
- Berlakunya
perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju
perkembangan yang tinggi.
- Adanya
atau segera terciptanya suatu ramgka dasar politik, sosial, dan
kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan
eksternalitas ekonomi yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus
terjadi.
- Menuju kedewasaan
Tahap menuju kedewasaan ini
terjadi setelah negara tersebut lepas dari masa tinggal landas. Pada tahap ini
mulai bermunculan teknologi-teknologi baru di sektor industri. Hal ini
menunjukan bahwa keadaan ekonomi semakin maju dan perkembangan ekonomi berjalan
dengan baik. Biasanya tahapan ini terjadi sekitar 60 tahun setelah meninggalkan
masa tinggal landas.
- Era Konsumsi Tinggi
Tahapan ini merupaka tahap
terakhir dari Lima tahap model perkembangan ekonomi menurut Rostow. Pada tahap
ini sebagian masyarakat hidup secara makmur. Perhatian masyarakat tertuju pada
konsumsi dan kesejahteraannya bukan masalah produksi. Selain itu,
investasi untuk meningkatkan produksi sudah tidak lagi menjadi tujuan utama.
D. REPELITA
Repelita I (1969-1974)
Repelita I bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian.
Pemerintah telah menyusun program-program untuk merealisasikan repelita I
tersebut, yaitu :
- Memberikan
bibit unggul kepada petani dan melakukan percobaan untuk menghasilkan
bibit unggul yang tahan hama.
- Memperbaiki
infrastruktur yang digunakan oleh sektor pertanian.
- Melakukan
transmigrasi agar lahan yang berada di Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan
Papua dapat diolah agar menjadi lahan yang menghasilkan bagi perekonomian.
Repelita I ini menekankan pada
bidang pertanian karena sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan
yang bermata pencarian dibidang pertanian, selain itu Indonesia juga termasuk
negara Agraris. Hal ini berarti sumber pendapatan terbesar yaitu berasal dari sektor
pertanian. Dengan penekanan pada sektor pertanian juga memajukan pendapatan
masyarkat pedesaan.
Repelita II (1974-1979)
Target pertumbuhan ekonomi adalah
sebesar 7,5% per tahun. Prioritas utamanya adalah sector pertanian yang
merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan
dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
Repelita III (1979-1984)
Pertumbuhan ekonomi yang dialami
pada saat repelita II sangat tinggi namun itu lebih rendah dari yang ditargertkan
sebesar 7,5%t. Namun, sangat dirasakan kurang adanya keseimbangan pengembangan
perekonomian antara kota dan desa serta ke. Pada masa repelita ini diharapkan
pembangunan perekonomian dapat merata. Dalam merealisasiakan tujuan tersebut
dibuat kebijakan delapan jalur pemerataan yang intinya adalah :
- Pemerataan
kebutuhan pokok rakyat, terutama pangan, sandang dan papan.
- Pemerataan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan.
- Pemerataan
pembagian pendapatan.
- Pemerataan
perluasan kesempatan kerja
- Pemerataan
usaha
- Pemerataan
kesempatan berpartisispasi
- Pemerataan
pembangunan antar daerah
- Pemerataan
kesempatan memperoleh keadilan.
Pertumbuhan perekonomian pada
tahun ini dihambat oleh resesi dunia yang belum juga berakhir. Pada tahun tahun
akhir repelita III neraca pembayaran Indonesia semakin buruk hal itu
dikarenakan harga minya yang semakin menurun. Pada akhir tahun repelita III
nilai dolar menguat, nilai suku bunga riil AS menguat yang mengakibatkan
semakin besar beban hutan negara-negara berkembang.
Repelita IV (1984-1989)
Pada repelita IV ini lebih untuk
peningkatan usaha-usaha untuk mensejahterakan kerja , memperluas lapangan
kerja, mertioratakan pendapatan.Prioritas pada repelita ini bertujuan untuk
memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan
mesin-mesin industri sendiri. Pada tahun 1984 Indonesia tidak lagi mengimpor
beras, sehingga devisa yang sebelumnya digunakan untuk mengimpor beras dapat
digunakan untuk pembangunan.
Repelita V (1989-1994)
Repelita ini bertujuan untuk
meningkatkan kesejahterakan taraf hidup rakyat, kecerdasan dan kecerdasan dan
kesejahteraan seluruh rakyat yang makin merata dan adil. Selain itu, meletakkan
landasan yang kuat untuk tahap pemangunan berikutnya. Prioritas repelita ini yaitu
menitikberatkan pada bidang ekonomi pada sektor pertanian dan industri.
Sumber :